Wednesday, June 16, 2010

DISKUSI KITAB JAUHARAH TAUHID

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Setiap dua minggu sekali pada hari sabtu di Masjid Banggol Batu, Lenggong , Perak pada pukul 9.30 pagi-12.30 tengahari, diadakan pengajian kitab Jauharah Tauhid(Kitab Tauhid) dan Sullam Mubtadi(kitab Feqah) yang disampaikan secara dua sesi oleh Al fadhil Ustaz Rozaini(anak murid Tuan Guru Pak Teh Pondok Keroh, Pengkalan hulu, Perak). Jadi saya ingin mengadakan satu ruang perkongsian ilmu apa yang kami pelajari bersama dalam blog saya ini. Saya akan fokuskan perbincangan kitab Matan Jauharah Tauhid. Sebenarnya sudah hamper 4 kali pengajian ini telah bermula, namun baru sekarang saya terlintas hati dengan izin Allah untuk berkongsi ilmu menggunakan blog ini.


1.LATAR BELAKANG KITAB DAN PENGARANG

Kitab diberi nama Matan Jauharah Tauhid. Pendekatan penulisan berbentuk syair Arab dan disusuli dengan terjemahan Melayu (Jawi). Pengarang kitab ini ialah Al ‘Alim Al ‘Allamah As Syaikh Ibrahim Al Laqani Hafizahullah.


2. MATAN (Mukasurat 4-5)


Maka tiap-tiap orang yang telah diberati pada syara’(Mukallaf) wajiblah atasnya mengetahui ia akan sekalian barang(sifat) yang wajib bagi Allah dan yang harus dan yang mustahil pada hakNya Ta’ala.


Dan (wajib mengetahui akan seumpama yang demikian itu bagi sekalian pesuruhNya (Rasul-rasulNya).Maka dengarlah olehmu,


Kerana tiap-tiap orang yang bertaqlid pada ‘ilmu tauhid, imannya tiada sunyi daripada syak atau keraguan,


Kerana keraguan itu sesetengah ‘Ulama menceterakan bersalah-salahan (pada sah imannya atau tidak),


Dan sebahagian mereka menguatkan ia pada iman muqallid itu akan kenyataan,


Berkata ia jika jazam I’tiqadnya dengan mengikut kata orang lain itu, memadalah ia dan jika tidak sentiasalah ia dalam kemelaratan.


3.Diskusi


1. Setiap yang mukallaf (antara syaratnya Islam, berakal, baligh) wajib menjadi ‘arif / wajib ma’rifatullah dan ma’rifatur Rasul. Terdapat 3 syarat seseorang mencapai tahap ‘arif :

  • Iman yang yaqin(jazam),tidak syak, waham dan lain-lain.
  • Ma’lumat/ ilmu yang diimani itu tepat seperti aqidah ahli sunnah wal jamaah
  • Berdalil samada dalil aqli atau naqli

Jika seseorang beraqidah dengan tiada dalil maka dia termasuk golongan muqallid (bertaqlid). Manakala jika seseorang beraqidah dengan tiada yaqin atau ma’lumat salah boleh membawa kekufuran wal ‘iyya zubillah.


2. Termasuk perkara yang wajib dalam ma’rifatullah dan ma’rifaturrasul ialah ‘arif sifat-sifat wajib, harus dan mustahil bagi Allah dan rasul-rasulNya. Ahlu sunnah wal jamaah terdiri daripada 2 aliran utama iaitu aliran Asya ‘irah dan Maturidiah.


3. Ulama’ khilaf dalam hukum taqlid aqidah ini. Sekurang-kurangnya ada tiga pandangan utama iaitu:

  • Hukum kafir bagi orang yang muqallid. Ini mengikut pandangan Syeikh Sanusi(kitab Ummul Barahin)

  • Hukum sah iman secara mutlak

  • Hukum sah iman bersyarat(Iman qa ‘id) . syaratnya walaupun tanpa dalil tapi mesti Imannya jazam dan tiada syak dan ragu. Jika syak dan ragu batal iman. Inilah pandangan jumhur ulama’. Wallahu a’lam bisshawab.


Sunday, June 13, 2010

QAULULMUJAHID: Fadhilat Rejab:Analisis Hadis

baitul-hikmah.com

Fadhilat Rejab:Analisis Hadis


matahari-terbenambaitul-hikmah.com
– Beberapa hari yang lalu, saya baca buku “Doa & Amalan di Bulan Rajab, Sya’ban & Ramadhan Nabi Muhammad saw. dan Keluarganya”. Dalam buku itu diperinci amalan pada malam 1 Rajab sampai sebulan penuh, begitu juga dengan bulan Sya’ban. Ketika membahas bulan Ramadhan, kajian dan sajiannya sangat minim, dan terkesan tidak utuh.

Yang unik adalah, tidak satu pun riwayat atau sanad hadits yang disertakan dalam nukilan hadits-hadits di buku tersebut. Banyak hadits-hadits yang dinukil di buku itu dari segi kekuatan hukum dhaif, lemah, bahkan tidak sedikit yang maudhu’ atau palsu.

Tulisan ini merupakan jawaban Dr. Yusuf Al Qaradhawi yang menanyakan tentang hadits keutamaan bulan Rajab, dan bagaimana hukumnya menyebar luaskan hadits palsu?.

Berikut jawaban beliau. Tidak ada riwayat yang sahih tentang bulan Rajab, kecuali bahwa bulan Rajab merupakan bulan-bulan Haram atau mulia, sebagaimana firman Allah swt dalam surat At Taubah:36 “Di antara dua belas bulan itu, ada empat bulan mulia”, yaitu bulan Rajab, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram.

Tidak ada hadits sahih yang meriwayatkan tentang keutamaan Rajab, kecuali hadits yang derajatnya “Hasan”, bahwa Rasulullah saw. tiada lebih banyak melakukan shaum kecuali pada bulan Sya’ban. Ketika Rasulullah saw. ditanya kenapa demikian?. Beliau menjawab:

: أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصوم أكثر ما يصوم في شعبان، فلما سئل عن ذلك قال: أنه شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان.

“Sya’ban adalah bulan yang dilupakan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan.”

Dari keterangan hadits ini, dipahami bahwa bulan Rajab mempunyai keutamaan.

Adapun hadits:

“رجب شهر الله، وشعبان شهري، ورمضان شهر أمتي”

“Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadhan bulan umatku.” Hadits ini adalah hadits munkar dan hadits lemah sekali, bahkan banyak dikalangan ulama yang mengatakan hadits ini ma’dhu’, alias hadits palsu yang tidak bisa diterima. Tidak ada nilai ilmiyahnya juga tidak ada nilai agamanya.

Hadits-hadits lain yang menerangkan keutamaan bulan Rajab, juga demikian. Seperti “Barangsiapa yang shalat demikian, baginya pahala sekian. Barangsiapa beristighfar sekian baginya pahala sekian”… ini semua sangat berlebihan dan semuanya tidak bisa diterima.

Di antara tanda hadits ini bohong, palsu adalah: “Sangat berlebihan dalam pahala atau ancaman.” Ulama berpendapat, “Bahwa janji mendapatkan pahala besar atas perintah yang remeh, atau ancaman dahsyat terhadap dosa kecil, adalah tanda bahwa hadits itu bohong atau makdzub.”

Contohnya, hadits yang sering diucapkan banyak orang,

“لقمة في بطن جائع خير من بناء ألف جامع”

“Sesuap nasi untuk orang yang kelaparan, lebih baik dari pada membangun seribu masjid jami’.” Hadits ini artinya sendiri sudah mengindikasikan kebohongan, karena tidak masuk akal. Bahwa sesuap nasi untuk orang yang lapar pahalanya lebih besar dari pahala orang yang membangun seribu masjid jami’.

Hadits-hadits yang menerangkan keutamaan bulan Rajab seperti dalam katagori ini…. oleh karena itu bagi setiap muballigh, pencermah, da’i dan ustadz untuk lebih hati-hati dalam menyitir hadits-hadits ma’dhu’ atau palsu dan menjelaskan kepada umatnya bahaya menggunakan hadits-hadits seperti ini… karena,

“من حدث بحديث يرى أنه كذب فهو أحد الكاذبين”

“Barangsiapa menyampaikan sebuah hadits padahal ia melihat hadits itu hadits bohong, maka ia bagian dari kelompok orang-orang yang pembohong.”

Namun, kadang ada orang yang tidak mengetahui bahwa hadits-hadits itu hadits maudhu’, maka ia wajib belajar dan menggali lagi hadits itu. Hendaknya ia berusaha untuk mengetahui sumbernya.

Sudah banyak kitab-kitab yang bisa dipercaya yang mengklasifikasikan derajat hadits. Ada kitab-kitab yang membahas khusus hadits-hadits dha’if atau lemah dan hadits maudhu’ atau palsu, seperti “Al Maqashid Al Hasanah” karya As Sakhawi. “Tamyizut thayyib minal khabits lima yaduru ‘ala alsinatin naas minal hadits” karya Ibnu Ad Daibi’. “Kasyful khafa wal ilbas fima isytahara minal ahadits ‘ala alsinatin naas” karya Al ‘Ajluni… banyak kitab-kitab lain yang hendaknya diketahui para khatib… mengetahui dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka tidak meriwayatkan hadits, kecuali hadits itu bisa dipercaya. Karena perilaku inilah yang menciderai pemikiran dan wawasan Islam, yaitu tersebarnya hadits-hadits palsu yang sering disampaikan dalam khutbah, di buku-buku dan dikalangan lisan banyak orang. Padahal hakikatnya hadits ini bohong dan merendahkan agama.

Oleh karena itu, hendaknya kita menjaga dan membersihkan pemikiran dan wawasan Islam dari jenis hadits seperti ini.

Dan semoga Allah swt merahmati para ulama, ustadz, da’i dan siapa saja yang mengenalkan kepada orang lain, mana yang orisinil, mana yang bisa diterima, mana yang ditolak.

Bagi kita, hendaknya mau menerima riwayat yang sahih dan menjelaskan kepada orang lain. Mau meninggalkan yang palsu, karena hakekat agama ini telah sangat sempurna. Dan cukuplah kalau kita melaksanakan hadits yang sahih. Tidak mencari-cari hadits yang palsu.

Semoga Allah swt. senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Allahu a’lam

RUKUN FAHAM : USUL ISYRIN


1. Faham
Hendaklah saudara meyakini bahawa fikrah kita adalah fikrah Islamiah yang sejati dan hendaklah saudara memahami Islam sebagaimana kami (para pemimpin) memahaminya berdasarkan usul dua puluh (prinsip) yang ditetapkan. Kami ringkaskan prinsip-prinsip tersebut adalah sebagaimana berikut:
1.1- Hendaklah saudara memahami bahawa Islam adalah satu sistem yang lengkap (syamil) mencakupi seluruh bidang kehidupan.
1.2- Hendaklah saudara memahami bahawa Al-Quran dan Sunnah adalah sumber rujukan bagi setiap orang muslim dalam memahami segala hukum-hakam Islam.
1.3- Hendaklah saudara memahami bahawa iman yang benar, ibadat yang sah dan mujahadah merupakan cahaya kemanisan yang dicampakkan oleh Allah ke dalam hati sesiapa sahaja yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya kasyaf, mimpi, ilham dan lintasan-lintasan hati tidaklah menjadi dalil hukum Islam (syarak) dan tidak boleh dibuat pegangan kecuali jika ianya bercanggah dengan hukum-hakam Islam dan nas-nas agama.
1.4- Hendaklah saudara memahami bahawa semua jenis tangkal, jampi, mantera, tilikan dan ramalan, mengaku mengetahui perkara-perkara yang ghaib, nujum atau apa sahaja yang seumpamanya adalah satu kemungkaran yang wajib diperangi kecuali jika jampi-jampi tersebut terdiri dari ayat-ayat Al-Quran dan doa yang ma'thur yang pernah dibuat oleh Rasulullah s.a.w.
1.5- Hendaklah saudara memahami bahawasanya pendapat Imam dan naibnya dalam perkara-perkara yang tidak ada nas yang jelas dan dalam masalah yang boleh ditafsirkan dengan lebih dari satu pentafsiran dan dalam perkara yang melibatkan maslahah mursalah, boleh diamalkan (dipegang) selama ia tidak berlawanan dengan kaedah-kaedah syarak.
1.6- Hendaklah saudara memahami bahawa sesungguhnya perkataan dari seseorang itu boleh diambil dan boleh ditolak kecuali perkataan Rasulullah s.a.w yang maksum.
1.7- Hendaklah saudara memahami bahawa bagi seseorang Islam yang taraf keilmuannya belum sampai ke peringkat mampu meneliti dalil-dalil hukum-hakam Syariat Islam maka hendaklah dia mengikuti salah seorang dari Imam-imam (mujtahid) dalam Islam.
1.8- Hendaklah saudara memahami bahawa perbezaan-perbezaan (pentafsiran dan pegangan) dalam hukum-hakam fekah dalam soal-soal cabang (furu') tidak harus dijadikan sebab perpecahan dalam agama.
1.9- Hendaklah saudara memahami bahawa perbincangan tentang masalah yang tidak mendatangkan hasil adalah termasuk di dalam erti takalluf (usaha yang memberatkan) yang ditegah oleh agama.
1.10- Hendaklah saudara memahami bahawa mengenali Allah Tabaraka Wa Taala, mentauhidkannya dan menyucikannya (dari segala sifat kekurangan) adalah setinggi-tinggi akidah Islam. Kita beriman dengan ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Sahih tentang sifat-sifat Allah sebagaimana zahir ayat-ayat tanpa takwil dan juga tanpa membekukan nas-nas tersebut.
1.11- Hendaklah saudara memahami bahawa setiap amalan bidaah di dalam agama Allah (Islam), yang tidak ada asal-usulnya mestilah dihapuskan dengan cara yang paling bijak.
1.12- Hendaklah saudara memahami bahawa bidaah Idhafiyyah (yang ditokok-tambah), bidaah tarkiyyah (bidaah yang meninggalkan amalan yang sunnah) serta beribadat dengan cara tertentu di dalam ibadat-ibadat mutlak (khusus) adalah masalah khilafiah dalam fikah di mana setiap golongan mempunyai pendapatnya sendiri. Tidak mengapa jika dibincangkan dengan tujuan memberi kebenaran yang disertakan dengan dalil dan keterangan (bukti).
1.13- Hendaklah saudara memahami bahawa mengasihi orang-orang yang salih, menghormati mereka dan menyebut kebaikan-kebaikan mereka yang kita ketahui adalah satu sikap yang akan membawa kita bertambah dekat dengan Allah s.w.t.
1.14- Hendaklah saudara memahami bahawa menziarahi kubur walau bagaimana sekalipun keadaannya adalah suatu perkara sunnah yang disyariatkan mengikut apa yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w.
1.15- Hendaklah saudara memahami bahawa berdoa kepada Allah yang diiringi dengan bertawassul kepada makhluknya yang tertentu (orang-orang salih) adalah perkara khilafiah furu'ie tentang cara-cara berdoa. Ia bukanlah satu persoalan akidah.
1.16- Hendaklah saudara memahami bahawa adat-adat kebiasaan manusia yang salah tidak dapat mengubah pengertian hakiki dari lafaz syarak.

Hukum Mendedah Kesalahan Pemimpin


Hukum Mendedah Kesalahan Pemimpin
Mendedahkan sesuatu perkara yang betul-betul ada pada seseorang yang tidak disenangi penghebahannya oleh orang tersebut sama ada perkara tersebut adalah perbuatan atau sifat kejadian samalah hukumnya dengan mengumpat.
Hukum asal kepada mengumpat adalah haram kerana dengan mengumpat, aib seseorang muslim itu akan didedahkan kepada orang ramai sedangkan Islam mewajibkan para muslim untuk menyembunyikan aib seseorang.
Namun di dalam beberapa keadaan mengumpat dibenarkan oleh Islam.
Al-Imam Al-Ghazali dan Al-Imam Al-Nawawi[4] mendedahkan kepada kita 6 keadaan perbuatan mengumpat itu dibolehkan oleh Syarak.
Kesimpulannya adalah seperti berikut
1. Orang yang dizalimi membuat aduan kepada pihak pemerintah seperti Khalifah dan hakim ataupun kepada orang yang mempunyai kemampuan berkaitan dengan individu yang menzaliminya agar kezaliman itu akan dibanteras.
2. Perbuatan mengumpat ( mendedahkan ) itu adalah bertujuan untuk membasmi kemungkaran seperti apabila seseorang berkata kepada orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah kemungkaran "Si Fulan melakukan kemungkaran maka cegahlah ia daripada kemungkaran tersebut". Namun hendaklah niat mengumpat atau pendedahan tadi semata-mata kerana ingin mencegah kemungkaran.
3. Meminta fatwa daripada seorang mufti yang mana orang yang bertanya terpaksa menggunakan umpatan bagi menjelaskan masalahnya kepada sang mufti. Contohnya si penanya bertanya "Ayah saya menzalimi saya kerana sebab begini dan begini. Bagaimanakah cara untuk saya mendapatkan hak saya?"
4. Memberikan peringatan kepada para muslim terhadap kejahatan seseorang agar setiap orang dapat menghindari kejahatannya.
5. Apabila seseorang itu menzahirkan kemungkaran yang dilakukannya. Maka ketika itu tidak mengapa seandainya kita menghebahkan kepada masyarakat kejahatan yang dilakukannya kerana dia sendiri telahpun menzahirkan kejahatannya secara terang-terang. Walaubagaimanapun kejahatan yang dibenarkan untuk didedahkan hanyalah perbuatan munkar yang dilakukannya secara terang-terangan. Adapun kejahatan lain yang dilakukannya secara bersembunyi maka haram hukumnya untuk didedahkan kepada masyarakat umum.
6. Mengumpat dengan tujuan mengenali seseorang. Apabila seseorang individu dikenali dengan sesuatu aib yang ada pada dirinya maka kita boleh menggunakan gelarannya yang merupakan aib tersebut atas tujuan untuk mengenali orang tersebut. Namun kebenaran ini dibolehkan dengan syarat si pemilik aib tersebut tidak merasa marah dengan gelaran aib yang disandarkan kepadanya selepas gelaran tersebut dikenali oleh orang ramai.

Kesimpulan
Hasil daripada 6 keadaan yang dibolehkan mengumpat ini, kita dapati bahawa mendedahkan kezaliman dan kemungkaran yang dilakukan oleh pemerintah UMNO pada hari ini adalah dibenarkan oleh Syarak atas sebab-sebab berikut:
1. Kemungkaran yang dilaksanakan oleh pemimpin UMNO pada hari ini seandainya tidak didedahkan kepada masyarakat, maka masyarakat akan tertipu dengan zahir kebaikan mereka lantas mereka akan memilih UMNO sebagai parti yang memerintah. Namun apabila penyelewengan pemimpin-pemimpin UMNO didedahkan kepada masyarakat, maka ia akan mendorong mereka untuk menggantikan pemimpin-pemimpin lain yang amanah terhadap Islam dan rakyat.
Ini bermakna tindakan mendedahkan kesalahan mereka adalah kerana ingin mengelakkan masyarakat daripada ditimpa oleh kejahatan mereka yang tidak mahu meletakkan Islam sebagai pemutus kepada setiap keputusan negara.
Al-Imam Al Nawawi menyatakan di dalam syarah Sohih Muslim contoh-contoh ghibah dan umpatan yang dibenarkan:
ومنها أن يكون له ولاية لا يقوم بها على وجهها لعدم أهليته أو لفسقه فيذكره لمن له عليه ولاية ليستدل به على حاله فلا يغتر به ويلزم الاستقامة
Maka kalaulah pada zaman Khilafah Islamiah, seseorang rakyat boleh mendedahkan kepada Khalifah keburukan para menteri yang berada dibawahnya yang tidak amanah dengan harapan khalifah dapat menegurnya ataupun menggantikannya dengan menteri yang baru,
maka kita pada hari ini boleh untuk mendedahkan kepada rakyat kezaliman pemerintah dan tidak amanahnya mereka terhadap Allah dan rakyat kerana rakyat berkuasa untuk menjatuhkan pemimpin seperti ini di dalam pilihanraya di bawah sistem demokrasi pada hari ini.

2. Kemungkaran yang dibuat oleh pimpinan UMNO pada hari ini kebanyakannya dibuat secara terang-terangan. Maka ketika itu Islam tidak melarang mana-mana individu untuk mendedahkan kejahatan yang dilakukan secara zahir tersebut kepada rakyat dan orang awam.

Al Iman Al-Ghazali berkata:
وكانوا يقولون ثلاثة لا غيبة لهم الإمام الجائر والمبتدع والمجاهر بفسقه
Maka ini dengan jelas membuktikan bahawa pemerintah yang zalim, mendedahkan kezaliman mereka adalah dibenarkan agar masyarakat dapat selamat daripada kezaliman mereka. Pemerintah yang zalim juga telahpun membuat kezaliman tersebut secara terang-terangan.
Dari konsep kenegaraan pada hari ini, menyelamatkan masyarakat daripada kezaliman pemerintah adalah dengan cara tidak memberikan undian kepada mereka pada musim pilihanraya.

3. Pendedahan kejahatan para pemerintah pada hari kepada masyarakat adalah atas sebab kita ingin meminta bantuan masyarakat untuk mengubah kezaliman pemerintah dengan cara menjatuhkan mereka di dalam sistem demokrasi yang digariskan oleh perlembagaan Malaysia.

Penutup
Walaupun kita dibenarkan mendedahkan kepada rakyat kejahatan dan kezaliman para pemimpin yang zalim, namun keharusan ini hendaklah atas dasar ingin mencegah kemungkaran.
Namun, seandainya kemungkaran yang dilakukan oleh para pemimpin adalah kemungkaran tertutup yang hanya berkait antara dia dan Allah yang tidak melibatkan sebarang kezaliman kepada rakyat , maka haram hukumnya kita mendedahkan kejahatan yang disembunyikan oleh pemimpin tersebut kerana dengan menyebarkan kepada masyarakat umum, ini akan mendedahkan aib seseorang itu. Selagi mana kemungkaran itu tidak dilakukan secara terang-terangan maka kita tidak boleh mendedahkannya kepada masyarakat.

INFO SIRAH : PERJANJIAN PAKATAN AL FUDHUL:

Perjanjian ini dimeteraikan dumah Abdullah Ibnu Jad’an oleh qabilah-qabilah Quraisy dari Bani Hashim, Bani Mutalib, Bani Asad, dan Taym Bin Murrah. Perjanjian ini dilakukan untuk memberi pertolongan kepada orang-orang yang dizalimi di Mekah dan membasmi kezaliman di Makkah. Rasulullah (s.a.w) sungguh kagum dengan perjanjian itu walaupun ianya berlaku di zaman Jahiliyyah. Baginda bersabda:

“Sesungguhnya aku telah menyaksikan suatu perjanjian bersama-sama bapa –bapa saudaraku di rumah Abdullah Bin Jud’an yang lebih aku kasih dari unta yang merah dan kalau aku diajak kepadanya di zaman Islam, nescaya aku menyahutnya

Thursday, October 15, 2009

Tarbiyyah Aulad (Pendidikan anak-anak) 1

Salam,
Alhamdulillah, Allah kurniakanku anak yang kedua pada 10 Syawal lalu. Anak yang keduaku ialah perempuan. Kuberikan nama Nafisatul 'Ilmi (Pendukung ilmu). Gelaran ini diberi satu ketika dulu kepada Saiyidah Nafisah (Tabi'in). Anak pertamaku Muhammad Zubair (Nama sahabat nabi (s.a.w).
Termenung sejenak aku memikirkan betapa beratnya amanah mendidik diriku, isteri (dalam pantang) dan mujahid dan mujahidah kecilku. Tanggungjawab pertama sewaktu kelahiran aku coretkan antaranya:
1.Memberi Khabar Gembira dan Tahniah atas kelahiran Bayi
2. Azan dan Iqamat
3.Tahnik
4.Memberikan nama yang baik
5.Akikah dan bercukur rambut
6. Berkhitan

Alhamdulillah dengan izin Allah aku dapat melaksanakan untuk anakku perkara yang di atas kecuali berkhitan . Namun aku termenung sejenak selepas menguruskan keperluan isteriku dalam pantang pada hari ini. Tanggungjawabku bukan terhenti dengan perkara-perkara di atas. Tanggungjawab seterusnya ialah melahirkan tunas-tunas pejuang Aqidah. Kita adalah penda'wah dimana saja kita berada termasuk di rumah bersama anak-anak....bersambung